Minggu, 19 April 2015

PART 1

banyak dari mereka para wanita memimpikan akhir cerita cinta yang bahagia layaknya kisah dongeng seorang putri kerajaan. bertemu pangeran impian yang baik hati dan juga tampan. memiliki wajah cantik dan gaun pesta mewah. malam ini sayangnya bukan kisah tentang seorang putri dari kerajaan, ini hanyalah kisah seorang wanita biasa dengan kisahnya yang juga biasa. Diani Windi, nama ku.

cinta pertama, aku yakin semua orang pernah merasakannya termasuk aku. namun sampai saat ini aku tak tahu pasti deskripsi detailnya dari cinta pertama itu apa dan seperti apa. seingat ku saat pertama kali aku menyukai lawan jenis ku mungkin itu " si cinta pertama " aku bukan hanya menyukainya namun mulai selalu memperhatikannya dan selalu ingin bertemu dengannya. itu dimulai ketika aku duduk dibangku kelas 2 sekolah menengah pertama, beberapa teman ku bilang ini namanya " cinta monyet ". entahlah aku tak ambil pusing soal istilah " cinta " itu yang aku tahu rasanya berbeda, itu saja. Diwan Saputra, dia tidak terlalu tinggi juga tidak terlalu tampan tapi, dia menyenangkan. dia bukan teman sekolah ku dia adalah teman kakak ku, kakak ku selalu membewa teman-temannya ke rumah setelah mereka pulang sekolah, di rumah ku lah pertemuan pertama aku dengan Diwan. banyak hal yang terjadi diantara kami berdua yang faktanya hanya aku saja yang berlebihan mengaggap semua sikapnya kepada ku saat itu. dia sering menjemput ku kesekolah ketika aku minta kakak ku untuk menjemput tapi malah dia yang datang. dia juga sering membantu ku menyelesaikan tugas-tugas sekolah ku, dan dia selalu mengajakan ku untuk wisata kuliner meskipun itu hanya jajanan makanan di depan kompleks rumah ku.
" kakak seneng bisa kenal kamu, kamu lucu coba kalau kamu adeknya kakak, rumah kakak pasti ga bakal sepi ".
 itulah kalimat yang selalu aku ingat dari mulutnya, dari situ aku paham jika ia tak lain hanyalah mengagap aku sebagai adeknya. bahkan dia tak sungkan untuk selalu bercerita tentang wanita yang sedang ia sukai kepada aku. namun banyak hal yang aku dapatkan saat mengenal dia, mungkin karena dia adalah pria pertama yang aku sukai jadi sedikit sulit untuk aku bisa melupakannya saat itu.sampai pada saatnya aku masuk bangku sekolah menengah atas dan kakak ku lulus sekolah menengah atas mulai jarang bermain dengan teman-temannya lagi, aku mulai jarang bertemu dan bermain dengan dia lagi. padahal aku ingin pamer kepada dia, bahwa aku sekarang sudah besar dan cantik.

to be continued...

Jumat, 02 Januari 2015

2015

it's january and it's new years, cerita baru pun siap menanti di sana. terimakasih 2014 dan selamat datang 2015 dan seperti kebanyakan orang pastinya yang berharap tahun ini menjadi pribadi lebih baik dari tahun sebelumnya, begitu pun saya. setelah blog ini kembali mati suri karena saya yang terlalu malas untuk membukanya, karena tak begitu yakin akan ada yang membaca entri terbaru saya atau tidak, hari ini saya memutuskan paling tidak sebulan sekali saya harus rutin membuka diary digital saya ini untuk bercelotoh tentang semua hal yang terjadi dalam kehidupan saya setiap bulannya, untuk apa? yah jawabannya hanyalah untuk membuang penat dan sekedar bercerita ngaler ngidul untuk meringankan kepenatan. karena percaya atau tidak setiap detiknya kehidupan kita selalu ada cerita yang berbeda-beda. malam ini pun saya punya sejuta cerita panjang lebar yang ingin diungkapkan, namun saya terlalu malas merangkao kata demi katanya, sayang hanya akan memberikan garis besarnya saja, di tahun yang baru ini, sejujurnya saya tidak begitu bahagia menyambut kedatangan si 2015 karena rasanya kehidupan nyata itu menjadi semakin jelas dan menakutkan. meninggalkan si 2014 itu menjadi kebingungan tersendiri bagi saya, begitu bahagia karena saya mampu menyelesaikan tugas saya tepat waktu, namun juga cemas karena saya harus mampu membuka pintu gerbang kehidupan yang sebenarnya. terlalu banyak pertimbangan dan berpikir macam-macam memang tidak bagus, namun yag namanya hati nurani mana bisa dibohongi meski mulut berkata siap sebenarnya hati berteriak bilang tidak siap. dan seperti kebanyak orang bilang juga karena kehidupan itu terus berjalan dan tidak cukup dengan hanya dipikirkan, maka hanya saya sendirilah yang dapat menyelamatkan diri saya sendiri dari segala macam kecemasan. begitu banyak rencana yang saya buat untuk menyambut kedatangan si 2015 namun sebenarnya saya tidak yakin betul kalau semua rencana saya itu akan berjalan sesuai dengan yang saya harapkan. saat ini saya hanya akan berpikir untuk tetap membuat sejuta rencana-rencana gila untuk hidup saya dan akan tetap berusaha untuk memberikan yang terbaik apa pun itu bentuknya, meski terdengar klise namun hanya dengan berpikir seperti itulah saya bisa memberikan semangat pada diri saya sendiri.

Welcome 2015, a new story is started.
Good night, Fenni .....