tangisan ini menyedihkan
begitu dingin dan menusuk
begitu deras dan keras
perih dan mengiris ...
kebingungan ini terlalu
hati ini di luar kendali
otak ini pun tak menentu
semuanya ba bi bu jadi satu ...
Hello, I'am Fenni welcome to My life, My world and My story :) terkadang sulit bercerita tentang apa yang dirasa dengan berbicara. Dengan menulis rasanya semua jadi tumpah ruah. Emosi, kesedihan, kegembiraan, kesepian, kegalauan, lenyap sudah. Dengan menulis aku bercerita tentang semua rasa. Enjoy it !! ;)
Kamis, 20 Desember 2012
Selasa, 18 Desember 2012
AUTOBIOGRAFI
“ Ini hanya tulisan
tanpa paragraph. Tapi, inilah sesuatu yang jujur
keluar dari hati dan pengalaman,
mengalir begitu saja dan susah untuk memilah-milahnya. Duapuluh tahun, bukan waktu yang singkat jika semua
didokumentasikan. Tapi, dua puluh tahun, adalah masa yang
terlampau singkat jika kita abaikan. Maka,
tulisan ini menjadi penting artinya bagi 20 tahun mendatang dan
seterusnya. “
Nama
saya Fenni Dwiani Effendi biasa dipanggil dengan sebutan “neng” (pangilan untuk
seorang wanita, di sunda) tapi ada juga yang suka memanggil dengan sebutan “Fey”.
Saya berjenis kelamin perempuan dan lahir pada tanggal 31 Mei 1992 dan saya
anak ke dua dari dua bersaudara dari sebuah kelurga yang dikepala keluargai
oleh bapak Effendi (alm) dan ibu Aan Sunangsih (alm). Dan kami tinggal disebuah
tempat yang berada di daerah kabupaten Bandung Tepatnya di komp.BMI (Bojong
Malaka Indah) Blok E2 No 91 RT/RW 05/06 Desa Bojong Malaka Kec. Baleendah Kab.
Bandung.
Mulai mengenal jenjang
pendidikan ketika bersekolah TK di TK Almuawanah Bandung. Sekolah dasar saya di
SDN Perumnas Cijerah 1 Bandung, SMP di SMP Negeri 25 Bandung, SMA di SMA Negeri
13 Bandung. Dan aktivitas saya sekarang adalah sedang menjalani kuliah di
Universitas Pasundan (UNPAS) Bandung. Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra
Indonesia dan Daerah.
Hobi saya membaca dan
menulis, walaupun saya tidak pandai menulis tapi saya punya hasil karya ciptaan
sendiri, beberapa puisi yang belum pernah saya publikasikan. Dan kebiasaan saya
yang lain yaitu bernyanyi, mendengarkan music sambil makan makanan cemilan dan
saya paling suka coklat karena coklat memberikan perasaan tenang dan damai saat
saya memakannya. Ya walaupun coklat itu bikin tubuh kita jadi gemuk tapi saya
tetap suka dengan coklat.
Dan
soal cita-cita, ketika kanak-kanak saya ingin menjadi seorang dokter entahlah
saat kanak-kanak dibenak saya hanya tahu kalau jadi dokter itu menyenangkan
karena membantu orang yang sakit. Beranjak saat masuk sekolah menengah entah bagaimana
ceritanya cita-cita menjadi seorang dokter terlupakan begitu saja, kemudian
berganti cita-cita menjadi seorang vokalis band rock terkenal. Dan cita-cita
itu berlanjut hingga saya masuk sekolah menengah. Meskipun kedengarannya lucu
tapi ini memang nyata mimpi saya, dan saya tidak hanya diam ketika dibenak saya
muncul keinginan ingin menjadi vokalis band rock terkenal. Berawal dari mulai
suka mendengarkan lagu-lagu rock lalu berlatih menyanyi dan sedikit berlatih
gitar meski sampai saat ini suara saya tidak begitu merdu dan saya tidak pandai
memainkan gitar tapi, setidaknya saya pernah melakukan sesuatu untuk mimpi
saya. Saya juga pernah membentuk sebuah band bersama tiga orang teman laki-laki
saya ketika saya duduk dikelas dua sekolah menengah akhir. Band ini kami beri
nama dengan “ ShillyShally “ tanpa ada alasan dan filosofi kenapa nama itu yang
diambil, kata itu terlintas begitu saja ketika kami sedang berdiskusi. Band ini
tidak bertahan lama karena beberapa factor yang tidak mendukung seperti keluarga,
sekolah dll akhirnya kami memutuskan bubar. Kami memang belum pernah punya
panggilan manggung di satu acara tertentu, tapi setidaknya kami pernah mencoba
membuat lagu kami sendiri dan selalu berlatih ke studio tiap kali kami punya
waktu luang. Satu pelajaran berharga ketika saya dan teman-teman satu band
memutuskan bubar, terkadang kita memang boleh punya mimpi tapi kita juga
haruslah sadar diri akan kemampuan diri kita sendiri. Saya dan teman-teman saya
memang tidak berbakat dalam bidang music kami hanya suka (hobi) maka alangkah
bijaknya bila kami lebih memilih mundur kemudian mencari tahu potensi
masing-masing untuk kemudian kami kembangkan dan kami wujudkan menjadi
cita-cita nyata. Beranjak dewasa saya mulai menyadari sedikit demi sedikit apa
potensi yang saya miliki, saya gemar menulis saat sejak di sekolah dasar dan
sampai saat ini saya masih gemar menulis. Saya mulai menyadari bahwa saya
sedikit pandai merangkai kata-kata puitis, maka saat ini saya bercita-cita
ingin jadi penulis. Ya meskipun saya belum punya modal pengetahuan yang luas
soal ini tapi saya harus optimis.
Sedikit
bercerita tentang masa kecil saya, setuju atau tidak buat saya masa kecil adalah
masa paling membosankan dalam kehidupan. Karena dimasa itu kita tak tahu apa-apa
dan tak jarang kita ditakut-takuti karena ketidaktahuan kita sendiri. Sejak dari
masa kanak-kanak saya tergolong anak yang pendiam dan penyendiri. Bagi saya
masa kecil saya cukup menyenangkan dengan memiliki kakak laki-laki yang selalu
bertengkar tiap kali berebut soal tontonan di televisi. Tapi tak jarang juga
kami bermain bersama, menghabiskan waktu liburan bersama. Dan yang tak kalah
hebat dari kehidupan pada masa kanak-kanak adalah, bahagianya memiliki kedua
orang tua yang begitu menyayangi saya dan selalu memanjakan saya. Terutama dengan
ayah, saya selalu merasa menjadi putri di kerajaan dongeng. Ayah begitu
memanjakan anak perempuannya tiap malam ayah selalu menemani saya dengan
dongeng-dongeng yang beliau buat sendiri sebagai pengantar saya terlelap, dan
kemudian mengecup kening saya dan beranjak pergi dari kamar ketika dilihat
putri kecilnya sudah terlelap nyenyak pergi ke dunia mimpi.
Beranjak saat duduk di sekolah dasar saya
mulai bisa bergaul dan lumayan punya banyak teman. Pengalaman konyol ketika
duduk di sekolah dasar, tertinggal tas sekolah di dalam mobil. Begini ceritanya,
tiap pagi saya selalu berangkat bareng ayah ke sekolah. Ayah pergi mengajar ke
SMAN 3 Cimahi, beliau guru Akuntansi dan Ekonomi disana. Sesampainya di sekolah
saya, seperti biasa saya cium tangan ayah lalu pamit dan turun dari mobil lalu
kemudian berlari kecil menuju gerbang sekolah. Namun saat itu saya menyadari
sesuatu yang berbeda, kok rasanya punggung saya ringan sekali, lalu tangan saya
beranjak memegang pundak spontan saya langsung berbalik kebelakang dan berlari
mengejar mobil carry hijau lumut yang biasa tiap pagi saya tumpangi, sambil
berteriak “ Ayah, tas neng ketinggalan. “
Lanjut
di sekolah menengah pertama saya memilih mengikuti salah satu ekstrakulikuler sebagai
tempat saya belajar bersosialisasi dan berorganisasi. Saya memilih mengikuti
PASKIBRA dan sungguh tindakan yang luar biasa saya memilih masuk ekskul itu. Disana
selain belajar tentang tata cara baris-berbaris dan mengibarkan bendera
Indonesia tapi saya juga bertemu dengan teman-teman yang luar biasa menyenangkan.
Pengalaman membanggakan saat jadi anggota PASKIBRA saya bersama teman-teman
pernah menjadi pasukan pengibar bendera untuk Kecamatan Astana Anyar dalam
rangka 17 Agustusan. Dan saya pernah menjabat sebagai wakil ketua angkatan
dalam satu periode.
Masa
sekolah menengah akhir bagi saya adalah masa yang paling hebat dan menyenangkan
luar biasa. Saya menjadi anak yang sedikit banyak berulah dan bertingkah. Semakin
punya banyak teman dan semakin suka bermain keluar. Tak jarang bolos pelajaran
matimatika dan sosiologi, sampai main petak umpet dengan guru. Tiga tahun
terindah dan bersejarah, " Putih Abu."
Beberapa
hal yang menarik di kehidupan saya dan seketika mengubah semuanya. Setiap orang
yang hidup di dunia ini pasti punya kisah, masalah, dan cerita yang
berbeda-beda. Sama halnya dengan saya, saya merasa kehidupan saya mulai menarik
ketika saya harus menerima kenyataan saat sosok Ayah pergi untuk
selama-lamanya. Tahun 2007 Ayah meninggal dunia, tepatnya 30 Agustus 2007 di
Rumah Sakit Dustira Cimahi disebabkan penyakit stroke mendadak. Kadang hal yang
menarik tak selalu soal kebahagian atau kegembiraan tapi juga soal kesedihan. Tak
bisa digambarkan dengan kata-kata apa yang saat itu saya rasakan, dalam pikiran
saya saat itu hanyalah saya takan lagi melihat sosok Ayah berdiri tegak dan
tersenyum hangat dihadapan saya.
Kehidupan
saya makin menjadi menarik ketika, pada tahun 2011 tepatnya 14 April 2011 kembali saya harus
menerima kenyataan sosok Ibu pergi untuk selama-lamanya. Ibu meninggal dunia
disebabkan penyakit kanker payudara. Saat itu saya bisa lebih berdiri tegar
ketika melihat sosok Ibu terbungkus kain putih menghilang ditimbun tanah
pemakaman. Dalam benak saya teringat kembali kejadian yang sama empat tahun
lalu namun dengan sosok yang berbeda. Saya merasa sudah berdiri tegak dan
tenang namun kaki ini rasanya melayang dan mata saya buram disusul dengan
tikaman pedih luar biasa didada. Dalam seketika saya dituntut dewasa secara
tergesa-gesa dan instan.
Langganan:
Postingan (Atom)